Berawal dari kedatangan Park
Seo-joon yang biasa menjadi pemeran utama dalam drama-drama korea seperti She
was Pretty, Hwarang, Fight my Way, kini hanya muncul satu adegan saat dia
memberikan peti kepada Ki-woo yang diperankan oleh Choi Woo-shik yang berisi
batu dan menawakan Ki-woo menggantikan dirinya menjadi guru les di rumah orang
kaya. Penampilan Park Seo-joon yang hanya satu adegan itu dianggap sebagai
penampilan khususnya di film ini.
Ki-woo tinggal di bawah baseman
dengan keluarganya yaitu kedua orang tua dan adiknya. mereka hidup serba
kekurangan, mereka harus mencari wifi tetangga yang bisa dipakai dan sengaja
membuka jendela saat ada pengasapan agar rumah mereka tidak banyak serangga
walau harus sesak nafas menahan asap karena mereka harus menyelesaikan
pekerjaan melipat kertas pizza. Belum lagi masalah orang yang suka kencing sembarangan di depan
rumah mereka. Karena bisa dibilang mereka tinggal di lingkungan kumuh.
Kedatangan Park Seo-joon seperti
merubah hidup mereka. Darinya Ki-woo bisa bekerja di rumah orang kaya, begitu
pula keluarganya walau pekerjaan itu ditempuh dengan cara yang tidak baik. Dengan
pemalsuan ijazah dan kecakapan berbicara, Ki-woo berhasil diterima kerja
sebagai guru les di keluarga Park dengan murid si anak pertama Da-hye yang
diperankan oleh Jung Ziso.
Melihat ada celah pekerjaan untuk
adiknya, Ki-woo yang kemudian memakai nama Amerika di keluarga Park menjadi
Kevin menawarkan Jesica sebagai sepupu dari temannya untuk menjadi guru les
seni anak ke-2 keluarga Park yang hiperaktif dan tak bisa diam.
Dengan kebohongan lainnya, Park So-dam yang menjadi Ki-jung atau Jesica atau adik Ki-woo berhasil diterima
menjadi guru seni. Saat diantar pulang, Jesica mengatur rencana agar ayahnya bisa
menjadi sopir di keluarga Park dengan rencana dan persiapan yang matang, sopir
lama pun bisa segera tergantikan. Dan persiapan dan rencana yang paling matang
ialah menyingkirkan pembantu rumah tangga yang lama. Hingga akhirnya seluruh
keluarga bekerja di keluarga Park. Tapi akan tiba saatnya saat keluarga Ki-woo
tidak bisa punya rencana sama sekali. Ayahnya, Ki-taek yang diperankan oleh Song
Kang-ho berkata Rencana yang tidak pernah gagal adalah tidak memiliki rencana apapun.
Pada dasarnya keluarga penipu ini
dapat bekerja kompeten sesuai bidangnya. Ki-wook bisa mengajar Da-hye walau dia
bukan seorang mahasiswa. Ki-jung dapat dengan mudah mengatasi Da-song yang
hiperaktif. Sang ayah Ki-taek bisa
mengemudikan mobil dengan baik, hal itu terlihat saat pak Park memberikan tes
berkendara. Saat tikungan tajam, pak Park memuji cara menyetir Ki-taek yang
lembut karena kopi yang pak Park pegang tidak bergoyang/tumpah.
Kembali lagi, sebenarnya
orang-orang penipu itu bisa melakukan pekerjaannya masing-masing dengan baik. Jika
mencari pekerjaan tidak harus menggunakan izajah dari lulusan universitas
terkemuka, tidak harus memasuki sebuah lembaga penyalur kerja terlebih dulu,
mungkin orang-orang seperti keluarga Ki-taek tak perlu repot-repot menipu untuk
mendapat pekerjaan. Cukup lihat saja kemampuan mereka.
Suatu hari keluarga Park pergi
berkemah untuk merayakan ulang tahun Da-song, keluarga Ki berpesta dan
menganggap rumah tempat mereka bekerja sebagai rumah sendiri. Menurutku pada
dasarnya sifat manusia memang begitu. Ingin mencoba dan merasakan kebahagiaan
orang lain. Tapi memang mabuk di ruang keluarga dan berpesta ku rasa kurang
pantas.
Sambil mabuk-mabukan mereka
bercerita mengenai supir dan pembantu rumah tangga yang mereka singkirkan.
Sebenarnya mereka masih ada rasa bersalah, tapi Jesika menegaskan agar mereka
memikirkan diri sendiri dulu saja, jangan memikirkan orang lain.
Samapai akhirnya pesta mereka
harus berakhir karena kedatangan pembantu yang lama, dan kekacauan pun dimulai.
Ternyata pembantu yang lama juga hidup susah, saat dia datang wajahnya terlihat
babak belur dan kebohongan keluarga penipu ketauan. Sebenarnya jika mereka
berkompromi secara baik-baik mungkin tidak aka nada kekacauan, karena mereka
masing-masing punya rahasia.
Tapi menonton film ini membuat
saya sedikit bisa membaca maksud dari poster film yang penuh tanda tanya. Kenapa
dihalaman sebuah rumah, ada kaki tergeletak, dan foto dengan mata disensor ?
jawabannya karena ….
Haduhhh jadi kebanyakan spoiler,
tapi aku gak nonton adegan yang dimaksud dari poster film, gak kuat, gasuka
lihat adegan thriller, paling gak bisa lihat darah L
Bagaimana bisa ada peristiwa
berdarah-darah ? itu karena batu yang dibawa Ki-wook. Dan bagaimana keadaan
bisa begitu runyam hanya karena hal sepele. Hal sepele yang terus diungkit dan
dibahas menjadikannya sakit hati.
Jika sebelum nonton film ini aku
udah baca review film ini di tirto yang bilang ini cerita tentang ketimpangan sosial
emang benar. Terlihat sangat berbeda, maka saat Ki-wook berciuman dengan Da-hye
dia mengatakan “apakah aku pantas berada di sini ?”
Satu lagi yang membuatku
bertanya-tanya setelah menonton adalah ekspresi tuan Park saat sopir bilang “ya
anda memang sangat mencintai istri anda” mimik wajah tuan Park langsung berubah jadi gak enak
dilihat gitu. Tapi aku coba menangkap maksudnya. Mungkin, si tuan Park ini
adalah tipe suami yang kasar kepada istri, walau tidak diperlihatkan ada adegan
seperti itu. Tapi kita bisa lihat saat si nyonya sangat panik saat mengetahui
pembantu rumah tangganya mengidap penyakit, padahal itu bukan penyakit serius,
hanya bagian dari rencana keluarga Ki agar ibu mereka bisa bekerja sebagai
pembantu rumah tangga.
Si nyonya sangat gemetar karena
merasa telah salah mempekerjakan orang, ya si nyonya Yeon-kyo yang diperankan
Cho Yeo-jeong ini memang tipe orang yang kalau kata keluarga Ki sangat naïf,
naïf atau baik dan sangat mudah dihasut. Kalau mereka bilang orang kaya bisa
baik, yak arena mereka kaya.
Intinya si nyonya ini sangat mempercayai
rekomendasi orang yang dia kenal. dan mungkin bisa jadi pelajaran, jangan
terlalu percaya dengan orang yang direkomendasikan kepada kita. Atau ambil
positifnya, dalam mencari pekerjaan, memiliki koneksi itu sangat diperlukan.
Lihat saja si Ki-wook, bisa diterim dengan mudah sebagai guru les karena
rekomendasi temannya. Bahkan nyonya Yeon-kyo tidak begitu memperdulikan izajah
palsunya.
Selain itu, saat Ki-wook baru
pertama datang ke rumah elit untuk wawancara kerja, dia melihat si pembantu
rumah tangga membangunkan si nyonya di bangku taman. Ngapain juga si nyonya
tidur di bangku taman ? dan posisi tidurnya seperti sedang mengalami masalah.
Dan ditempat yang sama anak bungsu Da-song kadang melihat ibunya ditempat itu,
bisa saja dia menjadi hiperaktif karena ingin melupakan semua apa yang telah
dia lihat.
Ohh, aku sudah menulis terlalu
panjang.
Film komedi gelap ini menurut ku
berhasil, aku katakan berhasil karena aku tertawa pada saat adegan itu
menentukan hidup dan mati. Dan menjadi sebab musabab kekacauan yang terjadi di
taman. Hal itu karena musiknya yang menggiring ku ke suasana seru
seperti di film kartun. Yang karena oleh satu gerakan, karakternya tidak akan
kenapa-napa.
Applause buat sang sutradara
Boong Joon-ho, lain kali aku bakal nonton filmnya yang lain. Film yang sarat
akan makna dengan alur cerita sederhana.