Jangan pernah menonton hanya karena rating, terlebih kamu
belum melihat trailer film tersebut. Seperti membeli kucing dalam karung. Bukan berarti rating sebuah film tinggi maka film tersebut
bagus atau sebaliknya. Hanya saja belum tentu selera film mu dengan si pemberi
ranting sama, atau bisa saja itu hanya buzz untuk menaikkan citra film.
Oke, aku bukan seorang kritikus film dan juga aku tidak bilang bahwa film Remember me ini jelek,
hanya saja aku kurang menikmati dan kurang larut di dalam film. Hal yang menurutku film ini pantas di tonton ialah terlibatnya peristiwa bersejarah di dalamnya yaitu peristiwa 11 september 2001, “tabrakan” pesawat di menara
kembar WTC. Itu pun terjadi di akhir adegan yang aku kira akan berakhir happy ending. Aku sama sekali tidak menduga bahwa film ini sebenarnya menceritakan salah satu korban dari peristiwa 11 september 2001. yaa mirip novel Bulan terbelah dilangit Amerika, hanya saja novel ini menurutku bisa memberikan motivasi kepada pembacanya.
Alur film berjalan santai, tak diperlihatkan menara kembar itu dihantam pesawat, atau
terjadi kegaduhan dan hura-hara, hanya ada adegan orang-orang melihat ke atas
dengan ekspresi terkejut. Kalau saja aku buta dengan peristiwa 11 september
2001 dan belum membaca synopsis film, maka aku akan bertanya tanya sampai
mampus dan menyimpan rasa penasaran. Apa yang sedang terjadi ? apakah Tyler
bunuh diri ?
Tyler yang diperankan oleh Robbert Pattison adalah alasan
lain aku menonton film ini, si vampire tampan Edward Cullen yang menjelma
menjadi manusia biasa, si tukang minum dan merokok, tapi juga seorang
pustakawan dan penyayang adik perempuan kecilnya. Setelah kematian kakaknya
Michael, Tyler semakin membenci Ayahnya karena tidak punya cukup waktu untuk
mereka, walau doi udah punya ayah baru, tapi perhatian dari ayah kandung masih
dirasa cukup penting.
Melihat judulnya saja aku sudah tau, bahwa film ini adalah
tentang kematian, tapi sepanjang pemutaran film, aku bertanya-tanya, dimana kah
nanti inti dari remember me ini ? walau diawal adegan sudah diperlihatkan
kematian seorang ibu yang melindungi anaknya, aku sudah yakin bahwa cerita film
ini bukan mengenai ibu dan anak yang bernasib tragis itu, tapi ini tentang
Tyler.
Ally yang diperankan oleh Emilie de Ravin saat berumur 11 tahun sedang
bersama ibunya di stasiun menunggu kereta, tiba-tiba penjahat datang merampok
mereka, dan menembak atau membunuh ibu Ally di depan Ally kecil. Kemudian 10
tahun berlalu, tapi yang diperlihatkan bukan Ally, melainkan Tylor, dari
situlah aku yakin bahwa film ini bukan mengenai Ally.
Oh, tapi tentu saja ini mengenai Ally, dia adalah pemeran
utama wanitanya. Ally yang ditinggal mati oleh ibunya tinggal berdua dengan
ayahnya yang seorang detektiv polisi. Suatu hari Ayah Ally menangani perkelahian yang
terjadi di jalanan New York yang melibatkan Tylor dan temannya Aidan mereka adu
mulut dan Ayah Ally meluklai Tylor yang membuat Tylor sakit hati.
Suatu pagi Aidan melihat polisi tersebut mengantar
anaknya ke sekolah, dan menyuruh Tylor untuk mendekati anaknya untuk kemudian dicampakkan sebagai bentuk balas dendam karena telah menahan mereka. singkat cerita Ally dan Tylor berkencan dan Ally kemudian menjadi
pemberontak kepada ayahnya, karena pulang pagi karena habis minum (Ally
sepertinya belum pernah berciuman, minum alcohol, dan perbuatan menyimpang
lainnya) Ally dan Ayahnya bertengkar dan Ally memutuskan untuk tinggal bersama
Tylor. Sampai akhirnya dia tau Tylor mendekatinya karena Ayahnya barulah dia
pulang ke rumah. tapi tetap saja Taylor dan Ally akhirnya memiliki rasa saling menyayangi.
Di akhir film terlihat Ally naik kereta di stasiun tempat
ibunya terbunuh. Sebelumnya Ally tidak pernah bepergian naik kereta, dia selalu
naik taxi atau diantar oleh ayahnya. Yah cerita film ini adalah drama romantis yang berakhir tragis. Taylor meninggal di peristiwa 11 september, dan yang dirasakan Ally seperti kalau sudah kehilangan orang yang disayang, lalu untuk apa kau hidup
di dunia ini ? Mungkin dia berharap
hal yang terjadi pada ibunya bisa terjadi padanya juga.