Sayangg …
“Besok cabut yuk, temenin aku
seharian” L
“Cabut kemana ?”
“yah kemana aja”
“hayuk deh, besok ada pelajaran
fisika, males banget aku”
Aku dan Lala berteman baik, kami
dulu satu SMP dan sekarang kita beda SMA. Walau beda SMA kami sepakat akan terus
berteman, bahkan sampai kami menjadi nenek-nenek. Kami punya satu hari yang
menjadi hari persahabatan kami, tanggal 27, yaitu gabungan tanggal lahir aku
dan dia. Kami membuat hari persahabatan itu karena khawatir kami akan jarang
bertemu karena sudah beda sekolah, maka di hari persahabatan, kami harus
menyempatkan waktu untuk bertemu.
Pagi hari, Lala menjemput ku di
rumah dengan seragam sekolahnya, akupun berangkat dari rumah dengan pakaian
seragam ku. Kami tidak mengarah ke sekolah ku maupun ke sekolahnya. Tujuan
pertama kami adalah pom bensin, kami mau menumpang toilet untuk berganti
penampilan.
Seragam sekolah sudah tak
melekat, kini kami sudah seperti orang biasa pada umumnya. Tapi ada satu
masalah, sepatu kami masih sepatu sekolah. Lalu kami pun mencari warung untuk
membeli sandal jepit. kemudian mencari sarapan, mengisi perut agar ada tenaga
berkeliaran seharian.
Sebagai pengalaman pertama cabut dari sekolah,
sebenarnya ada perasaan bersalah dan takut. Maka kami memilih berjalan-jalan
menggunakan motor beat Lala ke jalan baru. Jalan baru saat itu adalah jalan
yang sepi, jalan untuk kendaraan besar yang melakukan perjalanan jauh. Kebetulan
disekitar jalan baru ada sebuah Kelenteng yang sering dijadikan spot foto.
Jam masih diangka sembilan tapi
matahari sudah terasa sangat panas, maka kami memutuskan untuk berenang saja.
Kebetulan di kolam renang RPH (Rantauprapat Hotel) terdapat penyewaan baju
renang. Sebenarnya aku kurang suka dengan pakaian renang, selain terlalu sexy
juga khawatir tertular penyakit kulit orang lain. Mengingat ini adalah baju
sewaann. Tapi karena memang dadakan, tak tau mau kemana lagi, dan di jam
sekolah seperti ini kolam renang sepi, maka aku sewa saja.
Lala masih belum menceritakan
masalahnya, dia masih tampak bahagia-bahagia saja. Aku juga tidak akan mendesak
agar dia bercerita, hanya mendukungnya untuk terus merasa bahagia dan melupakan
masalahnya.
Usai mandi-mandi kami lanjut
menghabiskan waktu ke warnet, berselancar didunia maya dan bertemu dengan
teman-teman yang maya pula. Mengisi status fb, ganti foto profil dan lain-lain.
Paket warnet habis, kami cuss ke tukang rujak dan es campur yang ada di Golkar,
di bawah turunan jalan terdapat rumahku, tapi aku jangan dulu pulang, nanti
mamakku curiga karena aku pulang cepat. Begitu orang-orang berseragam sekolah
melewati kami, barulah aku pulang.
Aku berterima kasih kepada Lala
karena dia sudah mentraktirku seharian, dan dia berterimakasih kepadaku karena
telah menemaninya seharian. Dan aku memberikan terimakasih lagi padanya karena
dia mengajakku merasakan pengalaman bolos sekolah. Hal yang harus dicoba oleh
anak sekolahan.
No comments:
Post a Comment