Thursday, October 22, 2020

Handphone

Karena baru saja menulis mengenai kenangan kecopetan hp, aku jadi kefikiran ingin membahas hp apa saja yang aku miliki. Tak ada yang bisa dibanggakan dari hp yang telah kumiliki, tapi aku ingin mengingat kenangan yang ku miliki dengannya.

Dulu, sebelum punya hp, sekitar tahun 2000 aku masih menggunakan wartel, sebenarnya bukan aku sih, tapi Mamak. Kalau aku mau menelepon siapa ? anak kecil sepertiku belum butuh hp. Aku ingat tahun ini karena tahun 2000 adalah memasuki zaman melenial. Ingat tahun 2000 aku ingat wartel, ingat tahun 2000 aku ingat panji dan saras 008, ingat tahun 2000 aku ingat snack franch fries 2000, eh kamanaaa.... haha semua gak ada hubungannya, tapi diingatanku saat aku berjalan ke wartel sama mamak aku tengah melamunkan film Panji si manusia Milenium dan melihat lambang wartel yang ada di dekat kantor Golkar itu mengingatkanku pada snack franch fries 2000 yang harganya Rp. 1.000.

Waktu aku SD, aku ingat pernah punya hp sebentar, aku ragu ini masuk hitungan ke hp milikku apa bukan, tapi yang pasti ini hp pertama milik kami. Bukankah barang punya Mamak adalah barangku jugaa. Mamak membeli hp itu dari kak Bujing, kata kak Bujing hp itu nemu di jalan. Mamak tentu saja butuh Hp untuk menghubungi Biyung dan anaknya di jawa walau dia tidak bisa menggunakannya. Dan aku tentu saja ikut senang karena punya mainan baru.

Hp itu selalu disimpan di lemari, karena akan dipakai hanya saat mau menelepon saja. Tapi karena aku merasa ada hak memiliki hp itu, maka tidak mungkin kubiarkan dia hanya diam saja. Aku lupa ini hp tipe apa, menggunakannya pun sebenarnya aku tak bisa. Yang kulakukan dulu hanya sibuk mengotak atiknya, memainkan game yang ada di dalamnya, dan kagum dengan suara yang dikeluarkannya. Bahkan saat ditanya nomor hp nya berapa saja aku tak tahu menau.

Suatu hari, saat tidak ada orang di rumah, aku tengah asyik memainkan hp sendiri, tiba-tiba muncul suara. Aku bingung, perasaan aku gak ada mencet ke musik deh. Karena bingung, aku pencet tombol merah yang berada di kiri atas. Kata mereka kalau bingung, kelik tombol itu saja untuk kembali ke layar utama.

Keesokannya entah ada keributan apa, Hp itu kembali pada kak Bujing. Rupanya kemarin itu ada panggilan masuk dan aku malah menolak panggilannya. Katanya, itu adalah panggilan penting. Yah mana aku tahu wkwk dari situ Mamak kembali menggunakan wartel kalau mau menelepon, dan menggunakan telepon wak Ani Soleh kalau menerima telepon dari Jawa.

Nokia 1600


Handpone resmi pertama milikku adalah nokia 1600. Aku memilikinya sekitar tahun 2008 ketika memasuki tingkat akhir di SMP. Alasanku meminta hp ini adalah supaya aku tetap dapat berkomunikasi dengan teman-temanku walau kami nanti tidak satu sekolah lagi di SMA. Katakanlah, ini hanya hp norak, saat si kembar sudah punya motorolla atau sony ericsson yang sudah punya camera dan bisa menghidupkan MP3, sementara aku hanya punya hp yang bisa menelepon atau sms saja.

Tapi karena waktu luangku dulu sangat banyak, aku suka sekali mengotak atik hp ini, sebenarnya dia banyak kelebihan. Kami sengaja beli hp Nokia karena sudah teruji tahan banting. Sampai sekarang, aku sering sekali tidak sengaja menjatuhkan hp ku. Selain tahan banting, tampilan layar si 1600 ini sudah bukan hitam putih atau kuning lagi, dia berwarna cerah juga terang. suaranya kencang, tampilannya juga sudah memiliki walpaper dan tema, aku suka sekali mengotak atik bagian ini. Selain itu aku juga suka mengotak atik bagian composer, berperan menjadi pencipta lagu. Satu lagi yang aku suka dari Hp ini adalah fitur jam bicaranya. jadi aku bisa mendengar orang berbicara dari hp ini, canggih kann..

Dulu, sangkin gabutnya, karena sering mengotak atik hp, aku pergi ke pengaturan pin yang bahkan fungsinya apa aku tak tahu, lalu terblokirlah hp ku dan aku hanya bisa menghubungi nomor darurat saja. Dari kertas pembungkus kartu SIM aku menghubungi nomor yang bisa dihubungi kalau tidak salah saat itu aku pencet 112, dan bebas pulsa pulak. Tapi ternyata aku malah menelon polisi. Mana bisa polisi memperbaiki kartuku yang terblokir. 

Yah masa-masa itu, akhirnya entah berapa kali aku mengganti nomor Hp ku.  Tapi zaman si 1600 ini, aku telah memulai usaha menjadi si penjual pulsa. Mamak gak mau aku punya barang kalau cuman dipakai main saja. Kebetulan mas Supri juga jual pulsa di Jawa, jadi aku suka dikirimin saldo dari dia. Tapi usaha ini tidak berjalan, memang dasar aku :( banyak yang mengutang, dan lagi kalau pasarnya teman-temanku memang tidak cocok. Mereka sukanya beli pusa 100rb, kalau gak 50rb. Asal tau saja, untung jual pulsa itu sekiat 1.000 atau 2.000 per transaksi, kalau mereka isi 100rb ya untungku cuman 1.000 tapi coba kalau mereka beli pulsa 10rb sebanyak 10x.

Satu kelemahan si 1600 adalah baerainya yang menggembung. Aku gak ngerti kenapa dia bisa begitu, tapi kata mereka itu karena dia terlalu lama di charger. Ada banyak kenanganku dengan si 1600, tahun 2011 saat aku kelas 2 SMA, tahun aku pertama kali pacaran. Sms-sms masa PDKT dan pacaran dengan dia yang pertama ada di situ, masa-masa aku tengah kasmaran dan patah hati karena hubungan kami hanya berjalan selama seminggu hhh

Nokia 6300

Karena aku sudah SMA dan ingin sedikit gaya, aku minta hp yang ada kameranya. Kebetulan bang Iwan, tetangga depan rumah tengah ingin menjual hp nya. jadilah hp kedua ku ini seken atau second yah sesuai lah dengan namanya. Biar aku perkenalkan, ini dia Nokia 6300..

Kenapa Nokia lagi ? seperti yang ku jelaskan sebelumnya, aku suka sekali menjatuhkan Hp, maka aku butuh yang tahan banting. Aku sangat menyukai si 6300 ini, makanya namanya terus menempel di kepalaku. Dia memiliki kamera yang sangat jernih pada masanya, walau berada di belakang. Dan lagi dari dia aku bisa mendengarkan lagu-lagu kesukaanku. Aku biasa bertukar lagu dengan temanku melalui bloototh, berfoto bersama, dan mengunggahnya di fb.

Aku senang dengan si 6300 karena dengan dia aku bisa berselancar di dunia maya, aku bisa menggunakan internet tanpa harus menggunakan komputer. Hal yang tidak bisa dilakukan si 1600. Dari si 6300 aku bertemu dengan pacar kedua ku dan juga cinta pertamaku. Aku banyak membuka fb dari si 6300 sambil dia dicharger, akibatnya baterainya bernasib sama dengan si 1600. Aku sampai-sampai  memakaikannya karet gelang ketika menggunakannya. Entah sudah berapa kali rasanya aku membeli baterainya.

Karena sudah tidak tahan lagi dengan kondisi baterai yang selalu mati, akhirnya aku beralih ke si cross. Biar ku ceritakan kondisinya, saat itu aku sudah tidak di Rantauprapat lagi, aku sudah lulus SMA dan aku tengah ikut hidup dengan tanteku yang berada di Jakarta. Indah sepupuku memiliki hp layar sentuh, aku yang kebetulan ingin hp baru membelilah hp dengan model yang seperti dimiliki indah. Tapi sayangnya Indah memiliki Samsung, dan aku memiliki Cross.

Sesungguhnya jaman Android telah dimulai, bahkan BBM juga, BBM (blackberry) sudah ramai dari aku memiliki si 6300 tapi aku tidak tertarik dengan BBM yang kata mereka harganya mahal. Aku juga kurang suka dengan tampilannya yang memiliki banyak tombol seperti di komputer Sungguh tidak praktis. Mereka menyebutnya Hp Qwerty Saat itu banyak sekali jenis hp yang bermodel Qwerty agar menyerupai blackberry dan tersedia pula versi murahnya, tapi aku benar-benar tidak tertarik.

Cross PD8

Cross ku ini tipe PD8, tampilannya yang touchscreen hanyalah gaya gayaan saja. Sejujurnya dibandingkan si cross aku masih sangat menyukai si seken 6300, tapi mungkin memang sudah waktunya dia pensiun. Kelebihan si PD8 adalah, dia memiliki fitur TV. Banyangkan, televisi berada dalam genggaman. Tv di si cross ini sangat berjasa menemaniku menunggu Mamak di Rumah Sakit Oen Solo selama hampir sebulan. Dengannya aku asik membikin video sambil bernyayi di ayunan RS. Delin yang saat itu berumur 4thn juga sangat menyukai si cross. Dia senang merekam suaranya di si cross.

Lama kelamaan, Touchscreen pada cross mulai tidak responsif, untung masih ada 4 tombol yang bisa digunakan. Tapi itu tidak membantu jika aku ingin berkirim pesan. Hal itu sungguh membuat frustasi ketika touchscreennya sangat susah digunakan. Akhirnya aku mengumpulkan uang, entah uang dari mana aku berhasil memiliki hp baru. Hanya hp murah, tapi sudah Android, orang-orang menyebutnya smartphone. Kisah si evercross, smartphone android pertama milikku bisa kalian nikmati kisahnya di sini. Oh ya alasan aku membeli si evercross ini adalah karena dia sebenernya juga cross hanya berganti nama saja. Dan si cross ku itu sangat bandel, dan aku berharap si evercross ini juga memiliki sifat yang sama. Sayang, kisahku dengannya berakhir dengan aku kehilangan dia.

Mirror selfie dengan lenovo S89


Selfie di toilet kampus sama Dini

Aku kembali menggunakan si Bandel Cross, tapi dia sudah sangat menyebalkan. Karena tau aku kehilangan si evercross, mbk Yani menawarkanku Hp Lenovo miliknya. Aku membeli si Lenovo itu 1jt.

Smartphone keduaku si seken yang kedua. Tapi dia sangat cantik dan canggih. Berwarna putih, kelihatan sangat anggun. Layarnya juga sangat lebar, lebih lebar dari si evercross. Ini dia si Lenovo S890. Aku sebenarnya telah melupakan dia seri berapa, tapi si gugel photo meninggalkan jejaknya. sungguh canggih teknologi.

Kelemahan si Lenovo S890 ini adalah kamera depannya yang masih VGA, sungguh tidak canggih buat ciwi ciwi yang suka selfie. Mbak Yani sendiri yang telah menjual lenovonya padaku, langsung pergi beralih ke Xiaomi Redmi yang kameranya subhanallah sangat canggih. Selain itu walaupun RAM nya cukup besar, tapi karena hp seken, memorinya cepat sekali penuh. Aku jadi sering hapus data dibuatnya.

Tapi penyebab aku harus berpisah dengan si Lenovo adalah, karena connectornya yang telah longgar. Maksudku adalah si lubang untuk menchargernya sudah goyang-goyang. Aku lupa kenapa dia bisa begitu, mungkin karena terjatuh. Akibatnya baterainya susah sekali penuh karena daya tidak bisa masuk, aku sudah beli powerbank, tapi itu gak bisa membuat dia tetap dicharger.

Aku ingat, di ulang tahunku yang ke-23 aku diliputi kesendirian. Aku telah pindah ke Bandung, belum ada satu tahun. Tanpa saudara, tanpa teman, tanpa Hp T.T 

evercross masih ada, tapi sudah tidak digunakan.

hasil korupsiku -_-'

Hal yang sangat membuat sedih, si Lenovo akhirnya ku jual karena biaya memperbaikinya cukup mahal, ditambah aku memang sudah merasa cukup dengannya. Tapi yang membuat aku sedih adalah, aku hanya menjualnya Rp. 100.000 T.T sebenarnya aku gak serius menjualnya, aku cuman mau bisa punya hp lagi. Jadi daripada aku memperbaiki si Lenovo yang cukup memakan waktu, aku memilih bertukar tambah hp. Aku menukar si Lenovo ditambah sejumlah uang dengan Evercross A5P seharga Rp. 550.000. Sungguh keputusan yang BODOH.

Apa kehebatan si Evercross A5p ? dimataku dia tidak memiliki kelebihan apapun. Dia tidak bisa pakai banyak aplikasi, RAM nya sungguh payah! Mending gak usah jadi hp android sekalian kalau sedikit-sedikit memory sudah penuh. Akhirnya aku menjual si Evercross ini ke kantor, dengan alasan aku tidak ingin urusan pribadiku bercampur dengan urusan kantor, karena memang aku cukup sering berhubungan dengan customer.

Dengan kembalinya uangku yang terbuang sia-sia ke counter Hp di Kiaracondong sialan itu! (maaf aku sangat emosi, karena merasa sangat bodoh dan si penjaga counter itu sungguh tidak berperasaan). Setelah ulang tahun ke-23 ku yang penuh kesedihan, setelah gajian, aku langsung membeli Hp baru. Kali ini aku tau dimana tempat yang cocok untuk membeli Hp di Bandung: BEC (Bandung Elektronic Center) di sini sangat lengkap, bahkan untuk service Hp, jual beli hp bekas di sini juga bisa.

mirror selfie dengan Neo, masih sayang-sayanggnya, terus dipakein baju.

Dengan mempertinmbangkan keawetan dan kecanggihan camera, aku memilih membeli Oppo di counter Eraphone. Hp ku kali ini Oppo A33w atau yang lebih akrab dengan sebutan Oppo Neo 7. Aku memilih warna putih karena dia sama cantiknya dengan si Lenovo. Oppo neo 7 Hp termahal yang pernah aku miliki, sebab kini aku telah bekerja. Oppo neo 7 juga adalah yang tercanggih. Menurutku dia yang mampu membuatku melupakan si 6300.

Kisah tragis Neo 7 berada di sini, tapi dari 2016 sejak dia dibeli, sampai sekarang tahun 2020 Neo 7 masih digunakan, dengan berbagai lika-liku kehidupannya. Neo 7 pernah mati suri, akibat mati suri itu, kini dia suka lemot saat membuka aplikasi.

Ketika Neo 7 mati, aku tidak menyangka dia akan hidup lagi. Sebenarnya dia gak mati sih, tapi sedang kritis. Tapi aku kurang sabar menunggu dia sembuh, jadi aku keburu membeli hp baru. Biar aku ceritakan, Neo 7 sedang ikut mandi waktu aku main ke pantai, itu adalah kesalahan fatal yang dia buat. Seketika dia kejang-kejang dan pingsan. Agar dapat sadar kembali, temanku "Ayanceu" menyarankan agar dia direndam di beras atau oat, karena kedua bahan ini dapat menyerap air.

Sebelumnya aku sudah ke klinik service center Oppo, mereka menjelaskan bahwa si Neo 7 susah terselamatkan dan aku harus mengeluarkan sejumlah uang yang lumayan besar. Yang kalau difikir, mending aku membeli Hp baru. Sungguh malang nasib mu Neo, kau bernasib sama dengan si Lenovo. Tapi tenang saja, kali ini aku tidak akan menjual mu.

si penyelamat Neo

Dengan modal membeli Quaker Oat, aku serahkan Neo 7 kepada Ayanceu untuk direndam sekitar 2-3 hari. Jujur, aku tidak berharap banyak, dan lagi rasanya aku gak bisa kalau gak punya hp. Maka tanpa menunggu Neo 7 sadar lagi, Aku pergi ke BEC untuk mencari penggantinya.

Pilihanku jatuh pada si Xiaomi Redmi 4A. Satu-satunya alasanku memilihnya adalah karena bodynya berwarna pink. Selain itu kata mereka dia sudah memiliki garansi resmi TAM, bukan distributor, jadi aku bisa dengan mudah jika ingin mengklaim garansi. Jujur saja saat dulu aku ingin membeli si Neo 7 aku sempat galau ingin membeli xiomi juga, tapi saat itu kata mereka untuk klaim garansi xiomi masih susah, makanya aku lebih memilih Oppo.

Garansi termasuk pertimbangan pertamaku dalam membeli Hp setelah merasa cocok dengan tampilannya. Untuk masalah fitur itu nomor kesekian, paling yang selanjutnya aku cek adalah kapasitas baterai, RAM, dan memory. Karena hal-hal inilah yang kadang suka membikin hp lemot. kalau untuk fitur hp itusih biasanya mirip-mirip aja satu sama lainnya.

Untuk si Redmi kali ini, aku membelinya tanpa perasaan. Tidak ada harapan dia akan berumur panjang. Aku mengeluarkan uang tanpa beban, dan siapa sangka dia berumur panjang. Sementara Neo 7 usai melalui masa kritis ternyata sadar kembali. Aku jadinya memiliki 2 Hp. Karena pada dasarnya aku merasa susah kalau punya 2 barang, si Redmi aku tinggal di Jawa buat Mamak.

Oh ya hampir kelupaan. Ketika aku menggunakan si 6300, Mamak bersama si 1600. Dengan membeli baterai baru, si 1600 masih bisa digunakan. Dia akhirnya bisa menggunakan 1600 setelah tekun belajar bersama Mbak Iin. Mamak awalnya hanya bisa menelepon dan menjawab telepon saja, tapi kemudian dia bisa SMS, itu adalah sebuah kemajuan. Tapi pada akhirnya 1600 tidak bertahan, dan Mamak pakai hp samsung yang mirip dengan 1600.

Berdasarkan pengalamannya dengan 1600 itu, aku berharap dengan aku meninggalkan smartphone di Jawa, Mamak bisa menggunakan smartphone sehingga kami bisa wa an, atau videocallan yang tidak memerlukan pulsa telepon. Tapi yang kadang bikin sebel adalah, di Jawa sinyalnya masih suka putus-putus. Gak akan bisa lancar komunikasi sampai disana bikin tower sinyal lagi.

Tapi, entah sebab apa, Neo7 yang bersamaku tiba-tiba mati, tak bisa digunakan. Redmi kembali lagi padaku, Neo 7 berdebu dipenyimpanan. Suatu hari, Irfan ingin meminjam Neo, ketika dihidupkan, dia menyala. Sudah rezeki Irfan, si Neo aku pinjamkan padanya.

Karena sudah melalui beberapa kematian, Neo menjadi sedikit lemot, Irfan adalah orang yang sabar ketika bersamanya. Tapi ketika Irfan sudah memiliki uang, dia merasa tidak tahan lagi dengan si Neo. Jadi dia beli Hp baru yang bermerek Oppo juga.

Neo kembali kepadaku, kembali disimpan dipenyimpanan. Sehari-hari aku menggunakan Redmi untuk segala hal, dari berselancar di dunia maya, streaming video, main game, semuanya... Redmi sangat baik hati. Dia hampir tidak pernah berbuat masalah. Akulah yang seringkali jahat kepadanya.

Redmi menggunakan Hand Grip Ring Standing.
Badannya banyak ditempelin ini itu untuk menutupi lecet.

Kelebihan Redmi adalah bodynya yang super halus dan ringan. Tapi bersamaku, itu menjadi kekurangannya. Karena terlalu halus dan ringan itu, Redmi sering terlepas dari genggaman ku, dia sering jatuh, terpelanting, terpental semuanya... badannya sudah lecet dimana-mana dan aku tidak sedikitpun berniat membeli bajunya. Tapi ketika Irfan membeli Hp, aku meminta dia untuk membelikan redmi Hand grip ring Standing Hp. Alasanku adalah agar Redmi punya pegangan, dan dia tidak mudah lepas dari genggamanku. Tapi tujuanku sebenarnya adalah, agar aku bisa menonton drakor dengan enak ehhe.

Kini Redmi sudah mulai selalu penuh memory, aku selalu hapus data. Agar Redmi bisa fokus ke tugas utamanya dalam penguunaan hp sehari-hari. Aku menghidupkan Neo lagi untuk bermain game dan menonton. Tapi karena Neo sangat lambat,dan dia tidak bisa konek ke kabel OTG untuk aku mengcopy video drakor dari flasdisc ke Hp, jadi tugas si Neo hanyalah untuk dimainkan game saja.

Jika kita hitung :

  • 1600 menghabiskan waktu denganku 3 tahun (2008-2011)
  • 6300 menghabiskan waktu  dengan ku 2 tahun (2011-2013)
  • Cross PD8 denganku hampir 7 tahun (2013-2020) tapi dia efektif digunakan hanya setahun (2013-2014)
  • Evercross hanya numpang nempel ditangan
  • lenovo 2 tahun (2014-2016)
  • Oppo Neo 7 bersamaku sudah 4 tahun lebih (Mei 2016-2020) 
  • Redmi (Agustus 2017-2020) sudah 3 tahun lebih

Jika diperhatikan, umur-umur Hp ini hanya sekitar 3 tahun saja. Panjang umur Redmi yang sampai sekarang dia masih enak untuk digunakan. kecuali memorynya. Aku gak tau dia bisa bertahan sampai kapan.

Hp punyaku memang tak ada yang branded, kata orang beli lah hp sesuai kegunaan/kebutuhan. Dan aku membeli hp memang bukan untuk menunjang penampilanku. Pekerjaanku tidak menuntut penampilan. Dan memang aku bukanlah pasar barang-barang branded. Belajar dari evercross yang walau hp murah tapi karena aku merasa memiliki barang bagus dan menjadi tinggi hati. lihatlah apa yang terjadi padanya.

Neo yang kusayang-sayang karena Hp termahal yang pernah kubeli, pernah sakit kritis akibat kecelakaan. Mulai dari situ, aku memperlakukan hp ku biasa saja. Tidak ada disayang-sayang, terpelanting berkali-kali pun dia biasa saja. Tapi bisa saja nasib sial memang belum menimpanya. (jangan sampai). Panjang umur Redmi, aku menyukaimu :))



Tampilan Neo saat ini, sudah tidak pakai baju
:)



No comments:

Post a Comment

Orangtuaku (Keluarga) - Writing Challenge (5/30)

ilustrasi keluarga Keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluargaku bisa dibilang tidak biasa, ada beberapa keluarga yang dija...