2 mimggu belakang ini aku tengah
menyibukkan diriku dengan membaca demi membunuh waktu ku yang penuh gabut. Entah
kenapa, secara kebetulan kumpulan cerpen menjadi teman baca ku minggu ini. Ajip rosidi dengan jalan ke Surga
atawa si Kabayan berbentuk fisik yang bisa kusentuh menemani waktuku kala jenuh
di kosan. Ia kudapat dari hasil pinjam punya Manglexxx usai Kelas Literasi
Munjung yang diadakan oleh Pustaka Preanger di basecamp Komunitas Aleut.
Munjung sendiri adalah judul buku Kaya Moh Ambri yang berbahasa Sunda. Karena
dijamin aku gak bakal ngerti dengan buku Munjung itu, maka Manglexxx berbaik
hati meminjami aku buku Ajip ini, karena disalah satu cerita di buku tersebut
menceritakan cerita yang ada di buku Munjung.
Munjung sendiri bukan kumpulan
cerpen seperti yang ditulis Ajip, tapi jalan ceritanya hampir mirip dengan buku
1001 Malam, yang berisi cerita di dalam cerita.
Jujur saja, dulu saat sekolah
nilai bhs Indonesia ku sungguh payah. Aku sangat payah dalam hal karang
mengarang, selain itu kreatifitas ku kurasa sangat kurang. Jadi kuharap kalian bisa menikmati
saja tulisan ini, dan mohon maaf jika banyak kesalahan penulisan dan tata
bahasa lainnya.
Seperti yang tadi telah ku sebutkan, Munjung merupakan kumpulan dongeng atau
cerita rakyat Sunda yang disudur oleh Ajip ke bhs Indonesia. Berisi cerita
ringan yang mungkin ada baiknya dibaca oleh aku yang berusia 10 tahun. Isi buku
diawali dengan cerita ringan si Kabayan dengan mertuanya, dan mulai masuk ke
halaman tengah, penceritaan mulai serius seperti kisah Nyi Bungsu Barang yang malang,
sang Korowelang, juga kisah ibu si Burak Silumaan. Kemudian menuju akhir
halaman Ajip menghadirkan kembali cerita ringan yang berisi dongeng hewan seperti
kera dan kura-kura, kerbau dan harimau yang penuh dengan pesan moral, sangat
cocok untuk menasehati seorang anak.
Saat aku masih umur 10 tahun dan
membaca buku ini, aku mungkin tak akan mau bangun siang dan mandi tengah hari
di Siang bolong karena telah membaca kisah si cantik Nyi Asmanah atau aku akan
menjadi anak yang jujur dan tidak licik setelah membaca kisah-kisah para hewan,
dan aku akan berusaha mempunyai masa depan yang bagus agar tak perlu dan tidak
sekalipun mencoba berhubungan dengan makhluk gaib.
Seperti hal nya sebuah dongeng,
rata-rata latar waktu cerita ada di masa lampau hal itu bisa diketahui
walaupun keseluruhan cerita tidak ada yang diawali dengan pada jaman dahulu
kala bla bla bla.... tapi bisa diketahui dari jalannya cerita, seperti cerita
si Burak Siluman saat Nyi Asmanah mandi yang masih menggunakan daun
petai cina dan buah jambu batu. Juga
cerita si Pucuk Kalumpang dan Nyi Bungsu Barang yang disunting oleh sang
Baginda raja.
Aku sedang menduga-duga kenapa
Ajip memeberi judul buku ini Jalan lain ke Surga atawa si Kabayan. Mungkin
bukan semata karena judul tersebut merupakan judul cerpen yang ada di dalam buku.
Tapi bisa saja Ajip memang ingin memandu pembacanya menuju surge dengan cerita-cerita
khas penuh pesan buat anak-anak agar tumbuh menjadi lebih baik.
![]() |
buku minjem |
No comments:
Post a Comment