Ini kenangan sudah cukup lama, sekitar 6 atau 7 tahun yang lalu. Ini kenangan yang cukup menyedihkan sebenarnya, tapi aku menganggap ini adalah pengalamanku. Semoga aku hanya merasakannya sekali dan itu sudah cukup. Dari Pengalaman ini, aku belajar banyak.
Saat itu aku masih anak kuliah, lagi akan kerja kelompok dengan beberapa teman. Sepertinya sekitar 4 atau 5 orang. Aku lupa detail dengan siapa saja aku saat itu, yang aku ingat ada Arafah, sebut saja Natalin aku lupa namanya huhu si cewek hitam manis orang timur berambut keriting panjang, terus si Felicia (nama ngarang juga) orangnya putih dan sepertinya kristen juga seperti Natalin, lalu ada satu cowok sebut saja namanya Fadil.
Aku mohon maaf sebelumnya dengan orang-orang ini, karena aku melupakan nama mereka hmm
Jadi aku baru saja masuk kuliah lagi karena sebelumnya harus cuti untuk mengurus mamak setelah oprasi lambung. Aku masuk kuliah lagi dengan berada di kelas dengan peringkat bawah (dasar!! seperti anak sekolahan saja bikin peringkat kelas masing2 angkatan). Sedikit sombong, tahun berikutnya aku sudah tidak di kelas bawah lagi, tapi atas. Jadi aku dengan teman-teman ku tadi tidak sampai setengah tahun bersama, maka wajar lah aku lupa dengan nama mereka vis.
Lanjut,
Jadi aku dengan teman kelompokku ini akan pergi ke suatu perusahaan untuk penelitian. Kami naik mikrolet menuju kesana. Aku lupa kami mau kemana, saat itu aku hanya mengikut saja. Seingatku, Arafah dan Natalin duduk di depan ku, di sebelah kiriku Fadil, dia duduk dekat jendela, dan Felicia sepertinya duduk sendiri agak di depan.
Setengah perjalanan kami ada sekumpulan orang naik, tasku aku pangku dan peluk biar aman. Memang kalau naik kendaraan umum aku suka memangku tas ransel ku biar bisa duduk dengan lega juga. Tapi siapa sangaka tiba-tiba aku "diserang". Sekumpulan orang tengah mengerubuniku, mereka membikin keributan dengan alibi mengambil kertas yang jatuh kebawah ku lalu kebawah Fadil. Awalnya sih aku merasa aman aja karena disebelahku cowok. Tapi ternyata itu tidak menjamin. Aku kecolongan...
Satu persatu, orang-orang itu turun dan menghilang. Arafah seperti menyadari sesuatu yang salah saat mereka membuat keributan tadi. Aku yang baru naik mikrolet tidak berfikir apapun. Lalu satu persatu mereka menyadarkanku "lu abis kecopetan Mey" ada ibu-ibu didepanku juga melihat iba kepadaku. Aku seperti tidak mau percaya masih diam saja. "Kejar Mey kejar..." disuruh begitu aku jadi bingung, dan langsung saja memeriksa tas untuk memastikan. dan benar saja, Hp ku telah lenyap. Masih tidak mau percaya, aku terus mencari Hp ku sampai kedalam dalam. "Kejar Mey..." kata itu tertangkap lagi olehku.
Sedikit bingung, aku pun berdiri. Tanpa membayar ongkos mikrolet aku langsung turun. Biar sajalah teman-temanku yang mengurus ongkos itu fikirku. Lagian tak ada satupun dari mereka yang turut membantuku mengejar para copet itu. Hanya menyuruh saja.
Begitu turun, entah darimana aku langsung menangkap salah satu dari mereka, menariknya dan mengintrogasi. Tapi yang kutangkap tak mau berhenti jalan, dia terus berjalan sambil aku memegangi bajunya. "Mana hp ku" ibaku. Bodoh, mana ada maling ngaku. Dia terus berjalan dan aku terus meminta. Kami tengah berada di perenaman jalan, banyak kendaraan menunggu di lampu merah, ada petugas busway juga. cukup ramai, dan aku dengan bodoh meminta dengan minta dikasihani.
Karena memang kami di tengah jalan, copet itu pun lari dari ku dengan melepaskan kemejanya. kebetulan yang aku pegan dari tadi adalah kemejanya. Lalu dia lari dan menghilang di balik tembok. Aku mengejarnya sambil menangis dan berteriak copet dengan lemah hh setelah itu aku lupa kemejanya aku apakan atau aku buang kemana hh
Lalu petugas Busway menghampiriku menanyakan masalah apa. Aku sambil menangis mengatakan bahwa aku baru saja kecopetan. Mereka mengatakan bahwa tidak menyangka aku habis kecopetan dan malah menyangka kami tengah sedang bertengkar.
Aku juga gak tau kenapa aku bisa menangis, tapi menurutku itu adalah hal yang wajar. Mereka mencoba menenangkan ku agar tidak menangis lagi, tapi aku tidak suka ketika salah satu petugas busway itu berkata "memang hp apa yang hilang?" saat itu memang hp ku hanya evercross, smartphone murahan. Tapi itu aku beli dengan keringatku sendiri, dan memang sebenarnya aku tak perlu sedih karena tak ada yang perlu marah atas kehilanganku. satu-satunya yang marah adalah aku.
Balik lagi, memang yang boleh ditangisi hanya Hp mahal ? harus yang bermerek samsung, ipone, dan hp branded lainnya ? Kalau tidak pernah merasakan susahnya membeli barang lalu barang itu hilang rasanya tak perlu protes. Itu bukan cara menenangkan orang yang tengah kehilangan yu knoww hhh.
Karena suasana hatiku tengah kacau, dan maling gak dapat ketangkep, aku memilih pulang aja. Masa bodo dengan tugas dan teman-temanku. Toh saat aku sedih begitu mereka gak tau dimana. Sampai di rumah, aku membuka hp ku. untung aku masih punya hp satu lagi si bandel cross yang menyimpan kartu As ku, si kartu utama. Tapi memang si cross ini bukan android dia gak bisa bbman hh
Begitu aku cek hp, aku lihat ada sms masuk dari Natalin. Dia memaki dan meminta agar hp ini dikembalikan. Salah alamat Natalin... gumamku.
Setelah difikir, satu kesalahanku. Walaupun benar meletakkan tas di pangkuan, tapi aku salah meletakkan barang berharga di kantong terluar. Kendaraan umum di Jakarta masih belum aman cuy, jadi letakkan lah barang berhargamu di kantong terdalam.
Kembali ke beberapa hari sebelum kecopetan. Memang, usia si evercross itu masih baru bisa dibilang aku masih sayang-sayangnya lah makanya aku cukup sedih saat kehilangannya. Karena punya hp baru, aku sepertinya menjadi tinggi hati.
Memang saat itu aku ingin sekali punya smartphone, kalau lagi di busway aku melihat orang-orang tengah memainkan smartphone nya "canggih benerr" dalam hatiku. Apalagi dari drakor yang aku tonton mereka juga pada tengah memakai smartphone canggih, sementara aku hanya punya si bandel cross. Nah ketika aku telah punya smartphone, aku menjadi terus memainkannya, tak terkecuali di dalam busway saat aku berada di perjalanan.
Suatu hari, saat aku diperjalanan pulang di dalam busway, aku tengah asik memainkan hp baruku. tiba-tiba yang duduk di sebelahku berkata kepadaku, intinya, dia minta aku uang berapa gitu.. buat ongkos dia katanya. Sebenernya gak banyak sih dan aku punya (kayanya cuman 2rb deh). Cuman aku takut itu cuman bohongan, dan lagi aku emang pada dasarnya pelit T.T jadi aku mengatakan padanya kalau aku gak punya, ini ada buat ongkos angkot ku nanti. Lalu aku lanjut memainkan hp ku tanpa peduli pada perasaan yang meminta uangku itu.
Mungkiiin..
Peristiwa hilangnya hp ku itu karena doa wanita yang sakit hati padaku itu. Yah gpp sih, mungkin aku memang pantes mendapatkannya. Aku kurang dermawan dan kurang memiliki empati, aku harap pengalaman yang telah kudapat itu bisa memperbaiki pribadiku. Apa yang sudah hilang apalagi obatnya kalau bukan mengikhlaskan. Toh pada dasarnya semua ini bukan milik kita, semua hanya titipan.
Mungkin aku mudah saja mengatakannya karena peristiwa itu sudah lama, aku memang belum lagi merasakan kehilangan (apalagi seseorang, dan rasanya aku masih belum siap) tapi kini aku tau rasanya bagaimana, dan lihatlah, peristiwa itu terus terkenang. Dan semoga bila kehilanganku berikutnya tiba, aku telah bisa mengatasinya dan mempunyai keiklasan yang lebih besar. amiin.
No comments:
Post a Comment