9 Oktober 2020 Indah menikah, aku gak bisa hadir karena acaranya di Jakarta.
Menikah di masa pandemi sekarang ini, tidak boleh membuat keramaian. Terpaksa acara resepsi di gedung ditunda dulu sampai pemerintah mengizinkan kembali, padahal uang DP telah diserahkan kepada vendor, tapi katanya tidak bisa dikembalikan. sayang sekali.
Akhirnya acara pernikahan Indah tetap dilaksanakan, di kantor KUA dengan saksi tidak boleh lebih dari 10 orang. Sama seperti akad nikah ku dulu, hanya saja diacarku masih bisa ramai-ramai dan berfoto juga karena waktunya ba'da lohor, dan menjadi pasangan yang terakhir yang dinikahkan, jadi waktu akad bisa berjalan santai dan tidak terburu-buru.
Maaf, sebenarnya aku bukan ingin membahas Indah, tapi Mamakku..
Sebenarnya aku sangat takut kalau dia harus ke Jakarta, Jakarta adalah zona merah covid-19. Tapi mamak Indah gak akan punya teman kalau kakaknya gak datang. Mamakku sudah tua, sudah memasuki monopause agak lama mungkin dia gak akan mau kalau dibilang lansia. Padahal Lansia adalah sosok yang paling rentan terpapar covid-19.
Mereka ke Jakarta naik travel, langsung turun depan rumah Indah. Aku sudah berpesan agar dia memakai pakaian yang nyaman saat di jalan, pakai masker, juga bawa hand sanitizer. Tapi hari sabtu ketika aku ke Jakarta, masker yang dia gunakan hanya masker kain tipis seadanya. Semoga tuhan melindunginya.
Mamakku adalah sosok yang sangat kuat,
tapi kini, dia menjadi sosok yang lemah dimataku.
Sabtu, dia ikut kami ke Bandung. Setelah kami menikah dari maret, aku baru bertemu lagi dengan mamak sekarang. Bulan Oktober ini, dia baru bisa mengunjungi rumah kami.Aku cukup cemburu dengan kakakku, yang ketika usai acara pernikahannya, mamak langsung ikut ke rumahnya di Jakarta dan menemaninya belanja perabotan rumah tangga, bahkan, awalnya, dia tidak akan berkunjung ke Bandung karena lebih memilih ikut pulang ke Wonogiri dengan adiknya. Aku tau dia mempertimbangkan ongkos, tapi kapan lagi dia mengunjungi kami ?
Sampai rumah, aku menghidangkan tom yum untuknya. Mungkin dia tidak pernah memakan ini. Tampaknya dia cukup suka, dan aku mensyukurinya. Malam ini sepertinya dia bisa tidur nyenyak karena dari kamis pagi ketika dia tiba di Jakarta, dia tidak tidur di kasur. Pagi hari, dia menemaniku ke pasar dan memasak. Sore hari, dia pulang ke Wonogiri.
Ya, hanya sesingkat itu..
Padahal aku berharap dia bisa lebih lama, aku ingin mengajaknya jalan-jalan di perkebunan teh, menikmati suasana Bandung. Tapi sepertinya sampai di usia dia yang sekarang, dia tidak pernah memikirkan kebahagiannya. Dia ingin cepat pulang, agar bisa mengurus adiknya. Atau mungkin, dia bosan berada di rumah kami ?
Tapi sebelum pulang, sepertinya dia sudah menghapalkan nama daerah rumah kami. Sepertinya, dia ada niat mengunjungi kami lagi. ya, semoga kita bertemu lagi ya mak :)
No comments:
Post a Comment