Saat tahun baru tiba, biasanya
aku mengharapkan hal yang baru terjadi juga dihidupku.
Seperti aku terlahir kembali, tak ada hal buruk yang
terjadi kemarin, tak ada masalah, aku siap melalui hari baru yang indah dan
penuh dengan kenangan yang indah pula.
Tahun baru kali ini, berbeda dari
tahun kemarin,
Kali ini, aku hanya tinggal
sendiri di kota orang, beruntung 2 sahabat akan datang menemaniku menghabiskan
waktu libur bersama.
Malam tahun baru, apalagi yang
dinantikan kalau bukan kembang apinya. Kamipun seperti kebanyakan orang pergi
ke tempat yang banyak pemasangan kembang apinya. Kami memutuskan ke alun-alun
Bandung. Benar saja, alun-alun kini penuh dengan lautan manusia, aku sebenarnya
gak suka kalau desak desakan sama orang banyak kaya gini, tapi aku mau lihat
kembang apii.
Alhamdulillah kami mendapatkan
lapak yang cocok, di depan bank BRI , berhadapan dengan masjid Raya Agung,
walau tidak mendapatkan tempat duduk, tapi masih bisa nyender di mobil orang :p
Kata orang-orang sih yang aku
lakukan ini merayakan malam pergantian tahun, tapi aku merasa tidak merayakan
sih, tahun baru Hijriah saja yang kulakukan hanya tidur, dan yang kulakukan
sekarang hanya melihat kembang api, itu
saja..
Puas bernarsis ria dengan kembang
api, rasanya terlalu sayang jika langsung pulang, dan lagi pasti arus balik masih sangat padat, maka kami memutuskan untuk
berjalan-jalan di jalan Asia-Afrika dulu, sembari menunggu orang-orang pulang
ke rumah masing-masing kebetulan lagi ada car free night jadi kami bisa leluasa
berjalan tanpa adanya kendaraan.
Bandung Bloom Blast, sepertinya
itu nama acara malam itu, saat kami datang, sudah tidak ada acara di sekitar
jalan Asia-Afrika maupun soekarno, yang terlihat hanya tinggal sisa-sisa acara.
Aku melihat booth photo bertuliskan “Hayu Move ON “ , sungguh kata yang
menginspirasi, karna aku tidak mungkin terlahir kembali seperti anak bayi
untuk melupakan kenangan burukku di masa
lalu, mungkin yah move on ini jalan satu-satunya. Yah, aku tidak boleh hidup
dimasa lalu, aku harus hidup untuk masa depan yang lebih cerah. Karna aku
beruntung, aku pasti bisa.
Tangggal 1 Januari, masih suasana
tahun baru dan masih long weekend, mau kemana kita hari ini ?
Aku dan ana bersemangat ingin ke
lembang, walau kami tidak tahu tujuan kami kemana kami semangat menyerukan
lembang, lembang, lembang !
Dini sudah menasehati kami jangan
ke Lembang, karna pasti macet parah, itu sudah sering dia lihat di siaran tv. Tapi
kami berdua yang bodoh ini tetap saja ingin pergi ke Lembang walau tak tahu
ingin ke mana. Akhirnya diputuskan lah tujuan kami yaitu ke Gunung Tangkuban
Perahu, gunung yang legendanya sering ku dengar sejak SD yaitu seorang anak
yang ingin mempersunting ibunya, dan ibunya mengajukan syarat yang mustahil,
karna tidak bisa memenuhi syarat maka anaknya itu menendang perahu yang dia
bikin hingga menjadilah gunung tangkuban perahu.
Karna lokasi rumah ku ada di Jl. Soekarno-hatta
dan kami tidak punya kendraan pribadi, maka kami harus naik angkot dulu,
sebenarnya ada beberapa cara untuk ke tangkuban perahu, rutenya di mulai dari perempatan
lampu merah Buah batu soekarno-hatta.
1. Dari lampu merah, naik angkot warna biru jurusan kalapa-buah batu, turun di karapitan ganti angkot warna hijau yang jurusan Ledeng, dari ledeng naik elf yang ke sumedang dan turun didepan gerbang wisata tangkuban perahu
2. Dari lampu merah, naik angkot warna hijau jurusan ST.Hall-Gede bage, sampai di stasiun, ganti angkot warna coklat jurusan ST.Hall-Lembang, sampai di simpang empat lembang ganti angkot lagi warna kuning yang langsung masuk ke gunung tangkuban perahu.
3. Dari lampu merah, bisa naik angkot 08 jurusan kiaracondong-luwi panjang, sampai di luwi panjang, naik Damri jurusan Ledeng, di Ledeng bebas mau melanjutkan naik angkot ST.Hall-Lembang atau naik elf.
Kalau aku sarani sih mending naik
angkot st.Hall- Lembang saja nanti di perempatan lembang-maribaya naik angkot
kuning, langsung masuk ke kawah gunung tangkuban perahunya. Karna pengalaman
aku pribadi aku memilih cara yang pertama, sampai di gerbang tangkubannya kami
harus menyewa mobil lagi untuk sampai kekawah . tapi kalau naik elf sumedang,
mobilnya lewat jalan pintas jadi kami bisa sampai lebih cepat, kalau naik
angkot sih harus lewat jalan raya.
![]() |
memey dini ana |
Ba’da ashar kami sudah bersiap menunggu
elf ke Bandung, jam empat sore mungkin lebih, kami sudah mulai perjalanan untuk
pulang, tapi taukah kau teman jam berapa kami sampai Bandung ? jam sebelas
malam, mungkin lebih. Elf nya tidak bisa lewat jalan potong karna penumpangnya
ada yang turun di daerah bandung. Bayangkan lebih dari 5 jam kami di jalan, sudah bisa PP ke
Jakarta-Bandung. Maccetnya bhukaan maeen parahhh !!
Tapi tak mengapa kalau kami
pulang malam, karna kami sedang merencanakan sebuah pesta kecil.
Dini sedang berulang tahun tgl 2
januari, jadi kami tidak perlu repot-repot bangun tengah malam untuk
merayakannya. Saat Dini kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap
untuk tidur, aku dan ana sibuk meniup balon dan menempelkannya di dinding, kue
ulang tahun gagal kami beli karena jam 10 ke atas toko kue sudah pada tutup,
beruntung tadi kami mampir richeese untuk makan malam, dan kami membeli cakenya
6 buah untuk kue ulang tahun dini.
Surprise…..
Itu yang kami teriyaki ke dini
untuk kejutan ulang tahunnya, dia bener-bener gak nyangka kami mempersiapkan
pesta untuk dia, dia bingung darimana datangnya balon-balon itu, sudahlah tak
penting, semoga dirimu bisa menjadi lebih bisa mengayomi sahabat-sahabatmu yang
gedek dan keras kepala ini yah..
Jadilah ibu buat kami yang selalu
mengingatkan dan mengomeli kami karna selalu salah dan manja, oke maaak haha..
Paginya mereka pulang ke Jakarta,
terlalu cepat menurutku, mereka sudah memesan tiket kereta jadi harus pulang,
kenapa tidak naik bis saja, bisa pulang sore atau sehabis magrib. Tapi Dini
males naik bis, dia males macett. Akhirnya jam 06.59 mereka sampai di stasiun
dan 07.00 kereta berangkat, mereka tidak telat karna tadi waktu di angkot ada
bule yang minta supaya mang angkotnya ngebut, dia hampir ketinggalan kereta,
begitu juga dengan 2 sahabatku ini.
Dan akhirnya mereka kembali ke
Jakarta,
Dan aku malas Kembali ke kos, aku
malas sendiri.