![]() |
poster nikah buatan Aud |
Entah karena makanan apa atau karena fikiran, sehari sebelum akad Maddam gout alias asam urat menghampiri Irfan. Malam hari dia harus sendirian ke rumah sakit karena kakaknya, juga suami kakaknya sedang tidak enak badan. Kakak Irfan, Teh Ucu, kakinya keseleo, sedang rumahnya tingkat 2, dia lah yang mengurus pernikahan kami, mulai dari administrasi hingga catering dadakan. Sebelum acara hingga selesai acara. Menemani Irfan belanja kostum akad nikah, beli makanan yang akhirnya dicuri kucing, dan kesusahan lainnya. Dia menceritakan semua saat kami bertemu sambil tertawa.
Bukan cuman Irfan, H-1 aku juga belanja untuk kostum akad. Tadinya aku hanya akan memakai kain untuk seserahan yang belum dibungkus dan baju putih baru, tapi karena terlalu biasa, akhirnya aku membeli baju kebaya murahan saja. Toh baju ini hanya sekali saja aku pakai.
Keesokan paginya, rombonganku pergi ke Sukabumi. Sedikit aneh, karena seharusnya rombongan pria yang mendatangi mempelai wanita. Tapi kalau dilihat lagi, sebenarnya keluarga Irfan juga dominan berada di Jampang, jadi sebenarnya kami bertemu di tengah.
Kami jalan sekitar jam 6 pagi, sampai Sukabumi sebelum lohor/jumatan. Awal keberangkatan perjalanan lancar dan kondisi jalan cukup legang, namun begitu keluar tol, kemacetan langsung menemani. Aku merasa cukup bersalah pada rombonganku karena merasa telah menyusahkan mereka, dan berharap kalau suatu saat kami melakukan perjalanan Jakarta- Sukabumi lagi, proyek tol Jakarta-Sukabumi sedah selesai, jadi kami tidak perlu bermacet-macetan lagi.
Acara akad berlangsung di kantor KUA Cikole usai jum’atan. Memang, aku menginginkan acara yang sederhana, tapi sebenernya ya gak di KUA juga sih, minimal di Masjid gitu agar terasa sakral. Tapi memang karena acara sudah mepet jadi udah gak sempat lagi mengurus ini itu. Apalagi acara yang di Wonogiri tetap akan berlangsung menjadi acara resepsi saja.
Usai akad, kami kembali ke rumah Teh Ucu untuk makan siang, dari KUA telah hadir pula teman-teman dari Komunitas Aleut, teman kerja Irfan, dan keluarganya yang dari Jampang. Dari awal, walau melakukan acara yang sederhana, aku ingin sekali momen kami itu terdokumentasi dengan baik. Sayangnya saat acara akad berlangsung, hal itu malah tidak terfikirkan olehku. Saat acara makan di rumah teh Ucu, aku telah memasang backdrop di lantai 2 tapi tidak ada yang mau naik ke atas untuk berfoto bersama, katanya nanti aja saat di Wonogiri saat acara resepsi.
Dan sebenernya, usai acara akad, aku ingin kami mampir ke studio foto dulu untuk mengabadikan momen. Tapi karena memang sudah jam makan siang, apalagi para tamu usai melakukan perjalanan panjang. Rasanya akan egois jika hanya mementingkan dokumentasi. Jadilah saat akad hanya ada dokumentasi dari teman-teman komunitas Aleut dengan foto-foto seadanya.
Sekitar jam 2 rombonganku kembali ke Jakarta dan keesokannya ibuku akan lanjut ke Wonogiri untuk mengurus acara resepsi. Aku tidak ikut pulang dengan mereka karena kini aku telah sah menjadi istri Irfan. Aku tambah merasa bersalah kepada mereka karena mereka tiba di Jakarta hampir larut dikarenakan saat sore adalah jam pulang para karyawan pabrik.
Semakin sore, tamu-tamu yang lain juga ikut pulang, kecuali teman dari Komunitas Aleut karena esok harinya mereka akan melanjutkan perjalan momotoran dan kami berdua akan balik ke Bandung, hari senin, aku masih harus kerja. Karena sebenarnya teman-temanku taunya pernikahan kami tanggal 22 maret, bukan 13 maret. Belakangan mereka semua mengerti kalau acara akadku harus maju seminggu lebih cepat. Bukan karena aku ada masalah dengan mereka sehingga tidak memberi kabar.
Memang, aku belum menyebar undangan pernikahan kami. Lagian aku tidak menyetak undangan karena di Wonogiri sudah cetak undangan. Undangan kami dibuatkan oleh Audy berformat image atau foto, itu juga hanya sebatas pemberitahuan saja, bukan undangan formal. Karena kami tahu, mereka tidak mungkin akan datang jauh-jauh ke Wonogiri.
Karena acara akad sudah terlaksana, kami sudah santai. Tidak perlu buru-buru ke Wonogiri. Namun diluar rencana kami, hari senin berita covid-19 sudah semakin menyebar.
No comments:
Post a Comment